Laman

Kamis, 10 April 2014

The Raid 2 : Berandal

 
Sebagai seorang yang mainstream perkenankanlah gue untuk coba nge-review film yang akhir-akhir ini lagi jadi buah bibir. Yap benar. The Raid. 2 Berandal.

The Raid 2 : Berandal akhirnya tayang juga setelah gembar-gembor hampir dari setahun yang lalu. Lumayan jitu marketingnya. Buktinya, bioskop di Cilegon jadi penuh sama yang mau nonton film ini. Tiket habis di semua kursi dan jam tayang. Benar-benar kabar menggembirakan, apalagi selama ini bioskop di Cilegon cuma ramai saat film hantu erotis. Kemajuan! :D

Melihat antusisame penonton di Cilegon, maka makin penasaran aja lah gue. Jadi, besoknya gue dan adik-adik gue ke bioskop lagi untuk nonton film ini. Alhamdulillah dapat. Yeay! Mau tahu komen gue setelah nonton film ini? Gue gak terlalu suka! Menurut gue film nya agak lebay. Banyak adegan yang gak bisa diterima akal sehat gue. Banyak adegan yang bikin gue mengernyitkan dahi.

Pertama, adegan Yudha/Rama (Iko Uwais) dikeroyok 15 orang di toilet penjara. Adegan ini tanpa dijelaskan alasan awal kenapa bisa dikeroyok, jadi pas nonton agah heran. Walaupun gue akhirnya mikir 'mungkin karena tahanan baru'. Selanjutnya saat Yudha akhirnya mengalahkan ke-15 orang tersebut di tempat sekecil itu (toilet). Gue lebih mengerutkan kening lagi. Emang bisa ya? *mengerutkan dahi lagi* "oh iya jagoan".
                                           
Kedua, adegan salju saat Prakoso alias Mad Dog mati terbunuh. Ya memang sih film ini gak menjelaskan kejadian di negara apa tapi karena (tahu) bahwa film ini dibuat di Indonesia dan ada penampakan gerobak Lomie di belakang Bejo, ya jadi bikin gue mengernyitkan dahi lagi. 'Ini mimpi apa gimana?' 'Di Indonesia masa ada salju?'

Ketiga, adegan kejar-kejaran mobil antara Eka (Oka Antara) dengan mobil yang menculik Yudha. Sebelum adegan ini, Eka diceritakan ditembak di bagian kaki oleh Uco (Arifin Putra). Yang bikin gue mengernyitkan dahi lagi, kenapa dia kuat banget nginjak pedal gas dan rem tanpa keliatan ekspresi kesakitan? Padahal adegan ini lumayan lama. Selain itu, adegan kejar-kejaran mobil ini dilakuin di jalanan Jakarta yang terkenal dengan macet. Di adegan ini jalanannya sepi banget cuma ada mobil mereka. Memang ya kalau kita tahu keadaan asli tempat syuting dilakukan bikin mau gak mau membandingkannya. Ya di sini ngerasa janggal lagi.

Keempat, Rama/Yudha di film ini digambarkan sebagai single fighter. Dia berhasil lolos dari beberapa perkelahian yang lawannya orang banyak. Agak mustahil aja sih kalau kata gue. Berasa nyawa dia ada 9. Kalau di The Raid : Redemption kan ada beberapa jagoan kayak Joe Taslim dan Donny Alamsyah. Di film ini Rama/Yudha digambarkan berjuang sendiri. Gak punya sekutu. Terlalu mengada-ngada aja menurut gue.

Kelima, yang gue tangkap. Inti film ini tuh balas dendam Yudha atas kematian Kakaknya, Andi (Donny Alamsyah). Memang sih ada Bunawar (Cok Simbara), seorang kepala satuan tugas anti-korupsi yang mengajak untuk mengungkapkan kebobrokan polisi tapi cerita ini gak dapat porsi yang banyak. Cok Simbara pun cuma muncul sedikit saja, jadi tidak menegaskan bagian ini. Menurut gue klise banget inti ceritanya. Gue lebih suka yang pertama. Walaupun kata orang gak ada alur ceritanya, tapi gambaran tentang perburuan teroris dan pengungkapan KKN di kepolisian itu ide yang briliant, karena memang masalah tersebut dekat dengan kehidupan kita. Jadi berasa real-nya.

Itulah beberapa adegan yang bikin gue gak terlalu suka sama film ini. Tapi jangan salah ada beberapa hal yang bikin gue salut, yaitu :

Satu, gue suka teknik pengambilan gambarnya. Bagus banget! Sudut pengambilan gambarnya bagus. Kalau istilah fotografi tiap adegan ada "element of art". Jadi POI tiap adegan dapat. *rada sok tau*

Dua, gue suka peran Hammer Girl (Julie Estelle) dan Baseball Bat Man (Very Tri Yulisman). Sumpah Julie Estelle keren banget di film ini, apalagi adegan di dalam commuterline. Gak nyangka dia bisa akting berantem kayak gitu. Julie Estelle yang biasanya lemah lembut jadi pembunuh berdarah dingin. Karakternya juga menurut gue paling sadis. Gue kebanyakan merem saat adegan pembunuhan oleh Hammer Girl. Gak kuat dan gak tega -liat ujung palu yang runcing ngegorok leher orang-. Baseball Bat Man ini juga keren. Bunuh orang pakai bola baseball. Penasaran gue bolanya terbuat dari apa. Berat banget kayaknya. Pemainnya pun gue suka. Tipe gue banget. #lah

Ketiga, adegan kejar-kejaran mobil di film ini adalah adegan kejar-kejaran mobil paling keren di sejarah perfilman indonesia. Kelihatan produksi Hollywood banget. Real. Berani menghancurkan mobil bagus dan selter busway -walaupun cuma properties-. *nganga*

Hmm... apalagi ya. Kayaknya itu doang yang gue suka dari The Raid 2 : Berandal. Kalau masalah efek suara mah gue gak ngerti. Jadi no comment lah. Asik-asik aja buat gue. Jadi, sekian review dari gue. Heran kenapa gue gak bahas Arifin Putra yang heboh diomongin orang-orang? Menurut gue sih akting antagonis dia memang bagus dari dulu. Sebagai pengamat sinetron dulu gue pernah benci banget sama dia di sinetron "Dewa". Jahat banget. Bikin pengen nyubit pake tang. Ya akhirnya dia main di film juga, jadi orang-orang lebih sadar sama kemampuan aktingnya. Good job, Bro! 

Begitulah review gue tentang film ini. Sampai jumpa di cerita berikutnya!

Selasa, 01 April 2014

It's Anyer not Belitung

Beberapa waktu yang lalu gue dan teman-teman pergi ke Anyer. Selain refreshing tapi juga mau foto-foto buat keperluan lomba. Awalnya gue berpikir bahwa pantai yang bakal kami kunjungi seperti pantai-pantai lainnya di Anyer dengan pasir cokelat dan dan air laut yang biru, tapi ternyata gue salah. Pantai yang kami kunjungi  air lautnya cokelat, karena pantai ini bersebelahan dengan sungai. Kecewa lah gue. Niat mau main air gak jadi karena liat airnya yang tidak sesuai harapan. Untung saja di pinggir pantai ada goa yang terbuat dari batu besar. Jadi bisa jalan-jalan ke dalam goa. Selain itu kami juga bisa naik ke atas batu tersebut. Di atas batu kita bisa lihat hamparan laut yang luas di sekitar pantai tersebut.




Bosan foto-foto di atas batu akhirnya kami pun turun dan makan siang. Selesai makan siang, kami jalan-jalan di pinggir pantai. Di sini banyak pemandangan menarik untuk difoto. Batu-batu besar yang berada di sekitar pantai membuat kita merasa seperti di Belitung. 





(to be continue....)



Rabu, 06 Maret 2013

Pantai Bandulu - Anyer

Saat ini saya mau sedikit cerita tentang pengalaman jalan-jalan bareng teman-teman se-geng waktu SMA dulu. Nama gengnya itu "Marsmellow". Kesannya lucu dan sweet banget kan yak 8)

Marsmellow sebenarnya terdiri dari enam orang saya, Ayu, Dian, Sheika, Silvani dan Kiki tapi kemarin yang bisa hanya empat orang dengan tambahan Mella dan Sitoy. Kalau minjam istiah grup band, mereka itu additional player. #(halah) Ya pokoknya mereka salah dua teman terbaik kami di SMA hingga sudah kerja sekarang.

Jadi ceritanya, kemarin itu kami sepakat untuk pergi liburan setelah bosan, pusing dan jenuh dengan aktivitas kerja yang bikin pusing kepala. Pantai Badnulu - Anyer akhirnya menjadi pilihan. Selain uang masuk yang cukup masuk akal (Rp 50.000,-/mobil), Pantai Bandulu cukup landai dan aman untuk dipakai berenang. Beberapa olahraga air pun tersedia seperti Banana Boat atau Jet Ski. Di pinggir pantai pun tersedia saung-saung yang bisa kita sewa untuk tempat duduk sekaligus menyimpan barang. Pantai Bandulu ini terletak diantara Hotel Nuansa Bali dan Hotel Marbella, Anyer. Tidak besar namun cukup nyaman untuk bermain air. Berikut ini foto-foto (narsis) di Pantai Tersebut.





Jumat, 01 Maret 2013

Sawarna - Banten

SAWARNAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!

Yup! Kali ini gue mau cerita tentang perjalanan gue bareng teman-teman gue (Mpok, Teh Nrit dan Munirah) ke objek wista di Selatan Banten ini pada tanggal 14-15 September 2012 kemarin. Gue bertiga Mpok dan Munirah start dari Bandung pukul 05.00, karena kita harus ke Depok dulu jemput Teh Nrit. And You Know What? Mpok udah nongol di kosan pukul 03.30. RUAJIN BANGET dah! (--,) Lalu, sekitar pukul 07 sekian-sekian (lupa tepatnya), kami sampai di Depok yang katanya cyber city dan bertemu dengan Teh Nrit. Pasukan pun lengkap dan bersiap menuju Sawarna. Wohooooo!!!

Rute yang kamu lalui yaitu Depok - Tol Cijago - Bogor - Pelabuhan Ratu - Sawarna. Jalan di sekitar Pelabuhan ratu berkelok-kelok dan tajam, jadi harus agak berhati-hati apalagi untuk yang jarang bawa mobil sendiri, harus ekstra waspada (oke ini agak lebay). Tapi ya namanya juga bareng Mpok ya, mau jalan bagus jelek, belok-belok atau lurus ya pasti ngebut. Alhasil gue pun jackpot :&. Ini nih muka gue sesaat setelah jackpot.
image
Tetap cantik kan ya? :p

Setelah istirahat sebentar, kami lanjut lagi. Sekarang lewat daerah Pantai Pelabuhan Ratu. Selama lewat daerah ini, pasti gak akan bosen. Soalnya sepanjang jalan pantai semua. Pemandangannya sayang banget buat dilewatin, kayak ini salah satunya.
image
Pantai Pelabuhan Ratu
Keren kan? pokoknya sepanjang jalan ucap Subhanallah terus saking kagumnya sama lukisan di depan mata yang gak bisa dibuat oleh affandi sekalipun. Gak nyesel deh lewat Sukabumi ini. Setelah berkilo-kilo menyusuri jalanan berkelok, akhirnya kita sampai juga di desa Sawarna, Kabupaten Lebak, Banten. Dari pintu masuk desa ini ke perkampungan penduduk hanya sekitar 10-15 km. Gak terlalu jauh. 

Di Sawarna, mobil diparkir di depan perkampungan, karena jalan masuk ke kawasan desa wisata ini kecil, hanya cukup dilewati orang dan motor.
Pintu masuk Kampung Wisata Desa Sawarna
Pintu Masuk Kampung Wisata Desa Sawarna
Dalam kampung wisata ini, kita bisa menemukan banyak penginapan, homestay, atau kita juga bisa gabung menginap bersama warga. Ya dipilih senyamannya kita aja. Harga penginapan di sini rata-rata sama. Ada yang hanya memungut harga kamar ada juga yang disertai dengan makan 3x sehari. Untuk harga kamar tanpa makan yaitu 60.00/orang dan dengan makan yaitu 120.000/orang. Itu bisa dipilih sesuai dengan keinginan kita. 

Kami waktu itu memilih harga kamar tanpa makan, karena kami membawa ayam dan liwet sendiri dari Bandung :D. Kami menginap di penginapan "Aura", pertimbangannya karena penginapan ini memiliki akses paling dekat ke pantai.

Wisata pantai yang terkenal di Desa Sawarna adalah Pantai Tanjung Layar dan Pantai Legon Pari. Jarak dari penginapan ke Pantai Tanjung Layar sekitar 700 m dan ke Legon Pari sekitar 2km. Kebayang kan penginapan yang lain sejauh apa? :p Selain paling dekat pantai, fasilitas di penginapan ini juga gak mengecewakan kok. Di sana disediakan dispenser dengan pilihan air panas, segar sama dingin. Di sini juga disediain teh, gula dan kopi untuk tamunya. Jadi ya lumayan banget lah untuk ngilangin haus sehabis jalan-jalan di pantai. Selain pantai, objek wisata di desa ini adalah goa. Salah satu goa yang kami datangi adalah Goa Lalay. Berikut foto-foto tempat wisata yang kamu kunjungi.

image  image
image  image
Pantai Tanjung Layar

image

image
Pantai Legon Pari

image  image
image
Goa Lalay

Oiya, setiap mau masuk ke kawasan wisata di desa ini, kita harus melewati jembatan gantung. Ini salah satu jembatan gantung menuju ke Pantai Legon Pari. 

image  image

Tenang, jembatannya cukup kuat kok. Tidak seseram yang terlihat. Setelah puas jalan-jalan dan berpetualang, akhirnya liburan kami pun selesai. Jika saat berangkat kami lewat Sukabumi, pulangnya kami lewat daerah Malingping. Jalannyaaaaa wuuuiiihh... bikin kita goyang disko alis berlubang,hihi. Jadi hati-hati aja lewat jalan ini karena rusak dan banyak jalan yang diperbaiki. Yak sekian cerita liburan singkat gue ke Sawarna, ujung selatan Banten. Semoga bermanfaat! #naooon

Rabu, 15 Juni 2011

Black is Magic

"Black is Magic"

Itu lah kalimat yang (seharusnya)saya keluarkan waktu ditanya tema apa yang bagus untuk pameran pertama generasi Light Photophoria di satu-satunya UKM fotografi di Universitas Pendidikan Indonesia. Tapi pada kenyataannya saya malah bilang "Black Magic" maklum saat itu English saya kacau balau, jadi gak tau kalau black magic itu ilmu hitam, haha. Padahal yang sebenernya maksud saya adalah "Black is Magic".
Kenapa saya milih tema tersebut?
Karena dalam fikiran saya. Hitam itu ajaib! Hitam itu fotografi sekali. Dari hitam sebuah warna akan terlihat 'muncul'. Dengan hitam, proses melukis cahaya dapat terlihat dengan jelas.
Hal itu juga penuh dengan filosofi. Hitam seperti mengalah demi warna lain terlihat benderang. Namun, tanpa warna hitam, warna lain akan kurang terlihat keberadaannya.
Hitam mengingatkan kita bahwa tidak selamanya duka itu adalah penderitaan. Tanpa duka, kita tidak akan pernah tahu apa arti dari suka, senang dan bahagia. Itulah rahasia Allah menciptakan 'hitam'. Agar kita bisa merasakan 'putih dan warna-warna terang' lainnya di dunia ini.

Ini adalah foto yang saya pamerkan di pameran Light Photophoria pada waktu itu.

"Cahaya Hati" - Di tengah 'kegelapan' dan kebimbangan kita akan sesuatu, hanya hati yang akan memberikan kita 'cahaya' dan jawabannya. Hati mampu melihat di dalam kegelapan.

Senin, 18 Januari 2010

PASAR

Dalam kehidupan sehari-hari, pasar merupakan salah satu tempat yang sering didatangi oleh masyarakat. Pasar adalah tempat dimana penjual dan pembeli bertemu atau bisa juga diartikan sebagai tempat dimana permintaan dan penawaran bertemu. Menurut tempat berlangsungnya, pasar dapat dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern.

A. PASAR TRADISIONAL
Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli  yang ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, kos dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.



       Mendengar kata pasar, pasti langsung identik dengan kata belanja atau suatu kegiatan membeli barang, padahal tidak semua orang ke pasar untuk berbelanja. Banyak orang pergi ke pasar untuk mencari nafkah, baik itu dengan cara menjual barang ataupun sebagai petugas kebersihan. Di pasar tradisional contohnya, kita bisa menemukan tukang penjual makanan dan minuman tradisional seperti kue apem,  kue cucur, es dawet, es cendol, kue bugis, dll. Selain itu juga, kita bisa menjumpai petugas kebersihan yang biasa membersihkan sampah sehingga pada saat hujan, pasar tidak menjadi banjir. Namun, kini banyak pasar tradisional yang sudah berlantaikan keramik, sehingga pembeli merasa lebih nyaman dan betah dalam berbelanja. Harga di pasar tradisional pun bisa ditawar. Ini merupakan salah satu keunggulan pasar tradisional dibandingkan dengan pasar modern.


B. PASAR MODERN
Pasar modern ini biasa juga disebut supermarket. Supermarket adalah tempat dimana penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.

Keranjang belanja......
 
 

Display Barang....


Pramuniaga....